Perpustakaan Sultan Abdul Samad, Kolej Islam Ninthi
Z.Zikry membelek-belek helaian buku berjudul The Reconstruction of Religious Thought in Islam karya filsuf Muhamad Iqbal. Buku yang dipenuhi dengan mutiara kata pemikir dunia itu ditatap Z.Zikry sesungguh-sungguhnya.
“Hidup di dunia ini adalah gerak, berjuang; ini adalah hukum tetap dari dunia!” kata Iqbal dalam salah sebuah syairnya.
Dan dalam halaman lain, Iqbal menelanjangi kedudukan dirinya sebagai anggota saf pejuang Islam.
“I confess to be a Pan-Islamist. The mission for which Islam come into this world will ultimately be fulfilled, the world will be purged of infidelity and workships of false gods, and the true soul of Islam will be triumphant.” Iqbal meneruskan pengakuannya lagi, “I convey the same message to the Muslims through my poems. I want to see the same spirit in my co-religionists as once pervaded the early followers of Islam, who in spite their wealth, never hankerd afters this mortal world. This is the religious spirit which was manifest among the Muslims when they are were kings and emperors and believe in the principle that whole earth belongs to God and none else.”
Muhamad Iqbal |
Pandangan filsuf Iqbal cukup menarik, akui Z.Zikry. Dia meyakinkan umat manusia tentang kebaikan Islam. Dan kelebihan Iqbal lagi, dia dapat menyelami perbezaan antara roh keilmuan Islam dengan roh keilmuan Yunani kuno. Menurut Iqbal, Socrates membataskan pemusatan pengkajiannya kepada alam manusia sahaja, dengan tidak meliputi alam haiwan, tumbuh-tumbuhan atau cakrawala. Tetapi ajaran Al-Quran mengajak manusia memerhati segala yang wujud di alam maya ini dengan segala aneka fenomenanya.
No comments:
Post a Comment